Saturday, January 14, 2017

Mengapa Belum Juga

Pantai;
Ia telah mengucap janji setianya pada laut. Bahwa ia akan selalu menemani, kapan pun. Dalam keadaan apapun hembusan angin-atau bahkan badai-yang mengguncang, yang mengurai tenang jadi gelombang-gelombang yang sulit dikekang, ia 'kan selalu di sana. menjadi sahabat paling sejati yang selalu mencoba mengerti. Dalam pasang maupun surut. Dalam jernih maupun keruh. Katanya, "Tak peduli kamu seberapa pekat, aku akan tetap dekat".

Panas;
Ia telah mengaku jatuh hati pada api. Mengagumi segala pesonanya, dan berikrar dalam hati, ia akan selalu menjadi ruh yang bersemayam dalam raganya. Menjadi rasa paling dikenal. Karena kebersamaan api, ia merasa arus cintanya itu diberi kanal. Dalam momen destruksi sekali pun, ia selalu bahagia. Dan selalu mengucap harap daam doa, 'semoga semuanya abadi'.

Dingin;
Ia sudah terlalu yakin salju adalah muara cintanya. Dan tak tahu lagi harus berkata apa. Sampai kapan pun ia tak akan merindukan salju, karena mereka selalu bersama. Bercengkerama dengan pucuk-pucuk daun, bertengger manis di ranting pepohonan, jatuh merintik di permukaan jalan, atau sekadar menjadi selimut bagi gnting-genting rumah. kisah mereka memang indah.

Kamu;
Mengapa kamu belum juga?


Dikutip dari buku 'Cinta Adalah Perlawanan' karya Azhar Nurun Ala pada bab 'Kerelaan'

No comments:

Post a Comment

Terima kasih telah berkunjung ke blog saya.

Rasa lelah yang sangat terasa membuat diri ingin menyerah Rasa lelah yang sangat terasa membuat diri ingin berhenti sejenak Namun apakah bol...